Thursday, September 29, 2016

Interaksi Manusia dan Komputer pada film Ex Machina


          Hai sahabat blogger, kali ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya biasanya saya membahas tentang suatu artikel tetapi kali ini saya akan mereview sebuah film yang bertemakan sebuah robot dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) serta menghubungkan kaitannya dengan interaksi antara manusia dan komputer. Film drama barat sci-fi berjudul “Ex Machina ( 2015 )” ini menceritakan seorang programmer bernama Caleb Smith yang diundang oleh Nathan (CEO perusahaan BlueBook) untuk datang ke tempat penelitiannya yang berlokasi di tempat terpencil disebuah pegunungan untuk berpartisipasi dalam eksperimen Turing-Test dengan mengevaluasi sebuah robot perempuan yang memiliki Artificial Intelligence (A.I.) bernama Ava yang diciptakan oleh Nathan.

          Melalui tokoh Caleb, kita diajak berkenalan dengan Ava, robot dengan kecerdasan luar biasa, termasuk dengan "kesadaran" dimana si robot dengan desain muka yang cantik ini diberikan pemrograman yang serupa dengan apa yang dipunyai manusia: kepintaran berbicara, empati, seksualitas dan lain-lain. Sebagai pemuda yang dianggap netral, Caleb diminta oleh sang pencipta, Nathan untuk mengevaluasi kadar "kemanusiaan" Ava.

Dalam film “Ex Machina” ini ada beberapa interaksi antara manusia dan computer yang saya tangkap seperti :
     1. Kecerdasan buatan yang diciptakan oleh Nathan sungguh luar biasa, karena Ava dapat         berinteraksi dengan Caleb dengan bahasa yang lancar dan mudah di pahami oleh lawan     bicaranya Caleb.

     2. Kecerdasan buatan yang dimiliki Ava juga sudah memiliki rasa empati, terbukti saat              Caleb menceritakan dirinya kalau kedua orang tuanya sudah meninggal saat usianya            masih anak-anak sontak Ava turut bersedih saat mendengarnya, menurut saya itu hebat      sekali mengingat Ava merukapak seorang robot yang bisa merasakan perasaan lawan          bicaranya.
    
     3. Interaksi yang dilakukan Nathan terhadap kyoko (asisten pribadinya) juga sudah dapat         dikatakan luar biasa meskipun kyoko tidak dapat mengerti bahasa Inggris namun ia bisa       bersikap layaknya seperti manusia biasa.
    
     4. Semua fasilitas penilitian milik Nathan hampir semuanya berkerja dengan interaksi antara    manusia dan computer, terbukti saat adegan di film Nathan ingin tidur dikamarnya ia            hanya perlu mengucapkan ‘lights’ kemudian lampu langsung otomatis mati.

          Menurut saya banyak pelajaran yang bisa diambil pada film bergenre science fiction ini, secara tidak langsung film ini memberi tahu kita bahwa pada masa depan nanti akan banyak robot-robot yang memiliki kecerdasan manusia seperti Ava, dan diakhir cerita film ini satu hal yang terpenting kita tidak boleh percaya terhadap robot yang memiliki kecerdasan buatan karena bisa saja kita justru ditipu oleh robot buatan kita sendiri seperti Nathan dan Caleb yang justru dikhianati oleh Ava. Sekian cerita singkat saya untuk mereview dan menberikan pendapat saya tentang interaksi manusia dan computer di film ini terima kasih.

No comments:

Post a Comment

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.